Awal Mula: Classic Mac OS (1984 – 2001)
Kisah macOS dimulai pada tahun 1984 dengan lahirnya Macintosh System Software. Inilah sistem operasi pertama Apple yang mengusung antarmuka grafis berbasis ikon dan jendela. Di era itu, banyak komputer masih mengandalkan tampilan berbasis teks, jadi Macintosh terasa futuristik banget.
Classic Mac OS berkembang dalam beberapa versi, dari System 1 hingga Mac OS 9. Beberapa ciri khasnya antara lain:
-
User interface sederhana dengan drag-and-drop.
-
Tidak adanya multitasking sejati di versi awal.
-
Jadi pionir dalam konsep GUI yang akhirnya menginspirasi sistem operasi lain.
Namun, seiring berkembangnya kebutuhan komputasi, Classic Mac OS mulai terasa terbatas, terutama dalam soal stabilitas dan keamanan. Apple pun memutuskan melakukan lompatan besar.
Perubahan Besar: Mac OS X (2001 – 2012)
Tahun 2001 jadi momen penting karena Apple merilis Mac OS X 10.0 (Cheetah). Inilah awal dari generasi modern macOS yang kita kenal sekarang. Bedanya, sistem ini dibangun di atas kernel Unix (Darwin), sehingga lebih stabil, aman, dan mendukung multitasking yang sesungguhnya.
Beberapa versi Mac OS X yang ikonik:
-
10.4 Tiger: membawa fitur Spotlight (pencarian cepat di seluruh sistem).
-
10.5 Leopard: memperkenalkan Time Machine untuk backup otomatis.
-
10.6 Snow Leopard: terkenal ringan dan stabil, masih dirindukan banyak pengguna.
-
10.7 Lion dan 10.8 Mountain Lion: mulai mengintegrasikan fitur dari iOS, seperti Launchpad dan App Store.
Periode ini memperlihatkan bagaimana Apple mencoba memadukan ekosistem desktop dan mobile.
Peralihan Nama: Dari OS X ke macOS (2016 – Sekarang)
Tahun 2016, Apple mengubah nama OS X menjadi macOS agar selaras dengan iOS, watchOS, dan tvOS. Nama baru ini menandai era konsistensi ekosistem Apple.
Beberapa versi penting dalam era macOS:
-
macOS Sierra (2016): pertama kali membawa Siri ke Mac.
-
macOS Mojave (2018): memperkenalkan Dark Mode yang kini jadi favorit banyak orang.
-
macOS Catalina (2019): mengucapkan selamat tinggal pada aplikasi 32-bit.
-
macOS Big Sur (2020): desain ulang total, mendukung transisi ke chip Apple Silicon.
-
macOS Monterey (2021): membawa Universal Control, bikin Mac dan iPad bisa bekerja mulus bareng.
-
macOS Ventura (2022): hadir dengan Stage Manager untuk manajemen jendela lebih praktis.
-
macOS Sonoma (2023): meningkatkan performa gaming dan membawa widget interaktif.
Transisi Penting: Dari PowerPC ke Intel, Lalu ke Apple Silicon
Selain evolusi software, perjalanan macOS juga ditandai dengan perubahan besar di sisi hardware:
-
2006: Apple beralih dari prosesor PowerPC ke Intel. Transisi ini bikin Mac lebih kompatibel dengan aplikasi mainstream dan performanya meningkat signifikan.
-
2020: Apple memulai era baru dengan chip Apple Silicon (M1, M2, M3). Transisi ini sukses besar karena performanya jauh lebih efisien dibanding Intel, sekaligus meningkatkan integrasi antara macOS dan iOS.
Kekuatan macOS Hingga Kini
Kenapa banyak orang setia dengan macOS? Beberapa alasannya:
-
Stabil dan aman berkat basis Unix.
-
Integrasi mulus dengan ekosistem Apple (iPhone, iPad, Apple Watch).
-
User interface konsisten dan elegan, cocok buat pengguna kreatif.
-
Update berkala yang membawa fitur modern tanpa bikin sistem berat.
Penutup
Dari era Classic Mac OS yang sederhana, hingga macOS modern dengan kekuatan Apple Silicon, perjalanan sistem operasi Apple ini benar-benar mencerminkan filosofi perusahaan: fokus pada desain, integrasi, dan inovasi.
Kalau kamu pengguna Windows yang penasaran dengan ekosistem Apple, memahami sejarah macOS bisa jadi langkah awal untuk melihat perbedaan besar antara keduanya. Siapa tahu, setelah tahu ceritanya, kamu jadi tergoda untuk coba “berpindah kubu”.
Pantengin terus seri artikel di Javakom, karena setelah ini kita bakal membahas perbandingan mendalam antara sistem operasi populer supaya kamu bisa memilih OS yang paling cocok buat kebutuhanmu.